Saat siswa suka dengan suatu pelajaran, maka ia akan
bersemangat dalam mengikutinya. Begitupun sebaliknya, apabila siswa tidak suka
dengan suatu pelajaran maka ia akan malas dan enggan mengikutinya. Kalau sudah
malas, materi yang disampaikan guru tidak akan masuk bahkan yang ada siswa
berharap pelajaran cepat berakhir.
Pelajaran
yang tidak disukai biasanya karena faktor guru pengajar. Walaupun matematika
dianggap susah tetapi ketika guru pengajarnya menyenangkan maka kesusahan itu
seakan hilang dengan sendirinya. Mungkin ini akibat dari sugesti yang
mengendalikan pikiran dan mood seseorang.
Mengenai
ini, Gagne menyatakan salah satu tipe belajar yang bernama “belajar isyarat”
yaitu belajar yang tidak diniati atau tanpa kesengajaan, timbul sebagai akibat
suatu rangsangan (stimulus) sehingga menimbulkan suatu respon emosional pada
individu yang bersangkutan. Contohnya, sikap guru yang sangat menyenangkan
siswa, dan membuat siswa yang mengikuti pelajaran guru tersebut menyenangi
pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut.
Persis
dengan pengalaman SMA saya dulu. Waktu SMA saya sangat tidak suka dengan
pelajaran kimia karena gurunya galak. Apabila ada siswa yang tidak mengerti
atau tidak bisa mengerjakan soal maka guru tersebut suka memarahi atau
mempermalukan siswa yang bersangkutan. Itu yang membuat saya tidak suka yang
awalnya terhadap gurunya hingga pada pelajarannya juga. Namun setelah kenaikan
kelas dengan guru pengajar kimia yang baru, saya menjadi suka dengan kimia.
Sebab guru tersebut humoris, jarang marah, dan interaktif dengan siswa.
No comments:
Post a Comment