1. Ketimpangan
pendidikan
Berdasarkan hasil PISA 2015, Indonesia berada di posisi 8
dari bawah atau 69 dari 76 negara. Hasil tersebut lebih baik dibanding PISA
2012 yang menempatkan Indonesia di posisi 2 terbawah. Sampel PISA ini diambil
secara acak. Harus diakui bahwa pemerataan pendidikan di Indonesia belum
tercapai dengan baik. Masih ada ketimpangan antara kualitas sekolah di kota
dengan daerah. Tidak menutup kemungkinan bahwa sampel yang diambil PISA
tersebut berasal dari sekolah dengan kualitas rendah. Berbeda dengan ajang olimpiade
internasional, siswa yang mewakili Indonesia dipilih dari sekolah terbaik dan
prestasi siswa terbaik pula. Hasilnya pun tak jarang Indonesia menjadi yang
terbaik.
2. Minat baca masih
rendah
Berdasarkan hasil PISA, dari tiga kompetensi yang diujikan
yakni membaca, matematika, dan sains, bahwa hanya kompetensi membaca yang belum
mengalami peningkatan signifikan. Tercatat dari 396 poin di tahun 2012 menjadi
397 poin di tahun 2015. Ini membuktikan bahwa minat baca siswa kita masih perlu
ditingkatkan lagi.
3. Kualitas guru perlu
ditingkatkan
Kualitas seorang guru akan berpengaruh besar terhadap hasil
belajar siswa. Guru yang mampu membuat siswanya semangat, paham, kreatif,
terampil, serta dapat mengembangkan potensi siswanya dengan baik masih kurang
banyak di Indonesia. Terutama untuk ketiga kompetensi yang diujikan PISA
seperti membaca, matematika, dan sains, kompetensi guru pengampu harus sangat
diperhatikan.
No comments:
Post a Comment