Sunday 2 October 2016

PENDAPAT PARA AHLI TENTANG HUMOR II

  • Whisonant mengemukakan bahwa humor telah digunakan dalam pendidikan. Guru dan pendidik dari semua tingkatan dan disiplin telah memuji kemampuan humor untuk membantu proses belajar, untuk membantu pemahaman siswa tentang poin-poin penting, dan untuk bersantai mahasiswa di saat-saat kecemasan dan meningkatkan ketegangan.
  • Stopsky dalam bukunya Humor in the Classroom : A New Approach to Critical Thinking, mengemukakan bahwa humor adalah komponen penting dalam meningkatkan pemikiran kritis pada siswa.
  • Cooper dan Swaf menyatakan bahwa humor seorang guru mendorong anak-anak untuk selalu ceria dan gembira serta tidak akan lekas merasa bosan atau lelah.
  • Menurut Staton, ketika suasana kebosanan sudah mulai tampak di dalam kelas, hendaknya guru segera berupaya untuk mengembalikannya ke suasana yang menyenangkan dan rileks.
  • Eysenck menyatakan bahwa batasan-batasan yang digunakan dalam kepekaan humor terdiri dari tiga cara, yaitu: a. The conformist sense, yaitu tingkat kesamaan antara individu satu dengan lainnya dalam mengapresiasi materi-materi humor. Hal ini menunjukkan kemampuan individu dalam menanggapi atau pun memberikan penghargaan terhadap humor. b. The quantitative sense, yaitu seberapa sering individu tersenyum dan tertawa, serta seberapa mudah individu merasa gembira. Hal ini menunjukkan kemampuan individu dalam menggunakan humor sebagai cara dalam menyelesaikan masalah, karena efek senyum dan tertawa akan dapat mengurai ketegangan atau kekakuan. c. The productive sense, yaitu seberapa banyak individu menceritakan cerita-cerita lucu dan membuat individu lain gembira. Dalam hal ini menunjukkan kemampuan atau keterampilan individu dalam menciptakan suatu humor.
  • Stopsky menyatakan bahwa humor adalah komponen utama untuk mendorong siswa agar lebih kritis dalam berpikir.
  • Nilson menyatakan bahwa humor merupakan alat belajar yang penting, karena secara efektif dapat membawa seseorang agar mendengarkan pembicaraan dan merupakan alat persuasi yang baik.
  • Sebuah survei nasional terhadap sekitar seribu siswa berusia antara 13 sampai 17 tahun, para siswa tersebut menyebutkan beberapa karakter penting yang harus dipunyai oleh guru, di antaranya adalah mempunyai selera humor yang baik, mampu membuat kelas menjadi menarik, dan menguasai mata pelajaran yang diajarkan (Santrock, 2004).
  • Suasana belajar mengajar yang menyenangkan membuat siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada saat belajar. Seorang guru bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan dan menentukan jenis lingkungan psikososial dalam kelas, dan humor adalah salah satu cara yang digunakan untuk menunaikan tanggung jawab tersebut (Charles & Senter, 2005).
  • Penelitian Pralina (2005) yang menunjukkan adanya hubungan positif antara sense of humor guru dengan penyesuaian diri siswa terhadap motivasi belajar di sekolah.
  • Kemampuan guru dalam menyisipkan humor atau menceritakan hal-hal lucu dalam proporsi yang wajar dan tidak mengganggu pelajaran merupakan sesuatu yang dapat mewujudkan situasi belajar mengajar yang kondusif dan menyenangkan (Hadis, 2006).
  • Survey pada siswa telah menemukan bahwa sense of humor atau rasa humor yang dimiliki guru biasanya dinilai sebagai salah satu karakteristik yang paling diinginkan dari seorang guru yang efektif (Fortson dan Brown dalam Martin 2007).
ejournal.psikologi.fisip-unmul.ac.id
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2015 

No comments:

Post a Comment