Saturday 1 December 2018

TEORI BELAJAR BESERTA PENJELASAN SINGKAT, PADAT, JELAS

BEHAVIORISME (PERUBAHAN TINGKAH LAKU)
Koneksionisme / Teori Asosiasi / Instrumental Conditioning / Trial and Error / Law of Effect {Edward Lee Thorndike (AS, 1874-1949)}
Belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Terdapat 3 hukum: law of effect bahwa kuat lemahnya hubungan stimulus dan respon tergantung kepada akibat yang ditimbulkan; law of exercise bahwa stimulus dan respon akan semakin kuat manakala terus menerus dilatih atau diulang, dan sebaliknya; law of readiness bahwa hubungan antara stimulus dan respon akan mudah terbentuk manakala ada kesiapan dalam diri individu.

Classical Conditioning / Kondisioning / Respond Conditioning {Ivan Petrovich Pavlov (Rusia, 1849-1936)}
Yang terpenting dalam belajar ialah adanya latihan-latihan yang kontinu (terus-menerus), sehingga individu menjadi terbiasa dan menimbulkan refleks. Terdapat 2 hukum: law of respondent conditioning yakni hukum pembiasaan yang dituntut; law of respondent extinction yakni hukum pemusnahan yang dituntut.

Behaviorisme Murni {John Broadus Watson (AS, 1878-1958)}
Belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus berbentuk tingkah laku yang dapat diamati (observabel) dan dapat diukur.

Teori Penguatan / Operant Conditioning {Burrhus Frederic Skinner (AS, 1904-1990)}
Unsur yang terpenting dalam belajar adalah adanya penguatan (reinforcement) dan hukuman (punishment). Penguatan adalah konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa suatu perilaku akan terjadi. Sebaliknya, hukuman adalah konsekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya suatu perilaku. Penguatan dibagi 2 yaitu penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan positif contohnya memberikan penghargaan atau menunjukkan ekspresi senang  untuk perilaku yang sesuai dengan keinginan. Sedangkan penguatan negatif, tidak memberikan penghargaan atau menunjukkan ekspresi tidak senang jika perilaku tersebut tidak sesuai dengan keinginan.

Teori Kontiguiti / Contiguous Conditinoning {Edwin Ray Guthrie (AS, 1886-1959)}
Teori kontiguiti yaitu gabungan stimulus-stimulus yang disertai suatu gerakan, pada waktu  timbul kembali cenderung akan diikuti oleh gerakan yang sama. Belajar terjadi karena gerakan terakhir yang dilakukan mengubah situasi stimulus sedangkan tidak ada respon lain yang dapat terjadi. Ia berpendapat bahwa tingkah laku manusia dapat diubah, tingkah laku baik dapat diubah menjadi buruk dan sebaliknya tingkah laku buruk dapat diubah menjadi baik.

Systematic Behavior {Clark Leonard Hull (AS, 1884-1952)}
Tingkah laku itu berfungsi menjaga agar organisasi tetap bertahan hidup. Konsep sentral dalam teorinya berkisar pada kebutuhan biologis dan pemuas kebutuhan dalam seluruh kegiatan manusia, sehingga stimulus dalam belajar pun hampir selalu dikaitkan dengan kebutuhan biologis, walaupun respon yang akan muncul mungkin dapat bermacam-macam bentuknya.

Teori Instruksional / Hirarki Belajar {Robert Mills Gagne (AS, 1916-2002)}
Belajar adalah suatu proses di mana siswa berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Belajar dipengaruhi oleh pertumbuhan dan lingkungan, namun yang paling besar pengaruhnya adalah lingkungan individu seseorang. Ada 3 elemen belajar: individu yang belajar, situasi stimulus, dan responden yang melaksanakan aksi sebagai akibat dari stimulasi. Ada 8 hirarki belajar: belajar isyarat (signal), belajar stimulus-respon, belajar rangkaian gerak (chaining), belajar asosiasi verbal, belajar memperbedakan / diskriminasi, belajar konsep konkret, belajar konsep terdefinisi dan aturan, dan pemecahan masalah.

Teori Pembelajaran Sosial / Modelling / Peniruan {Albert Bandura (Kanada, 1925-)}
Tingkah laku manusia bukan semata-mata refleks otomatis atas stimulus, melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif manusia itu sendiri. Sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan secara selektif dan mengingat tingkah laku orang lain. Proses mengamati dan meniru perilaku dan sikap orang lain sebagai model merupakan tindakan belajar.

KONSTRUKTIVISME (PEMBANGUNAN PENGETAHUAN) / KOGNITIVISME (PERUBAHAN PERSEPSI DAN PEMAHAMAN)
Teori Bermakna / Meaningful Learning {David Paul Ausubel (AS, 1918-2008)}
Ada 2 jenis belajar: belajar bermakna (meaningful learning) dan belajar menghafal (rote learning). Belajar bermakna adalah suatu proses belajar di mana siswa dapat menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya dan agar bermakna, diperlukan 2 hal yakni pilihan materi yang bermakna sesuai tingkat pemahaman dan pengetahuan yang dimiliki siswa dan situasi belajar bermakna yang dipengaruhi oleh motivasi. Sedangkan belajar menghafal adalah siswa berusaha menerima dan menguasai bahan yang diberikan oleh guru atau yang dibaca tanpa makna.

Discovery Learning {Jerome Seymour Bruner (AS, 1915-)}
Belajar merupakan proses aktif yang memungkinkan siswa untuk menemukan hal-hal yang baru di luar informasi yang diberikan kepada dirinya. Terdapat 3 proses kognitif dalam belajar: proses informasi (memperoleh pengetahuan), proses transformasi (memahami, mencerna, dan menganalisis pengetahuan), proses evaluasi (menilai pengetahuan). Terdapat 3 tahapan belajar: enaktif (memanipulasi objek secara langsung), ikonik (memanipulasi dengan menggunakan gambar), dan simbolik (memanipulasi dengan menggunakan simbol secara langsung).

Teori Skema / Konstruktivis / Koginitif Pertama / Cognitive Develomental / Perkembangan Kognitif {Jean Piaget (Swiss, 1896-1980)}
Proses belajar terdiri dari 3 tahap: asimilasi (penyatuan informasi baru ke struktur kognitif yang sudah ada dalam benak siswa), akomodasi (penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi baru), equilibrasi (penyesuaian berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi). Belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif siswa. Perkembangan kognitif tersebut: sensorimotor (0-2 th), pra operasional (2-7 th), operasional konkrit (7-11 th), operasional formal (11-dewasa).

Interaksi Sosial / Pembelajaran Sosiokultural / Kognitif Sosial {Lev Semyonovich Vygotsky (Rusia, 1896-1934)}
Proses perkembangan mental seperti ingatan, perhatian, dan penalaran melibatkan pembelajaran menggunakan temuan masyarakat seperti bahasa, sistem matematika, dan alat-alat ingatan. Interaksi anak dengan orang dewasa memberikan sumbangan terhadap perkembangan keterampilan. Orang dewasa berperan sebagai mentor untuk membantu anak dalam zone of proximal development, yakni istilah untuk rentang keterampilan yang tidak dapat dilakukan anak sendiri tanpa bantuan orang dewasa. Bantuan dari orang dewasa tersebut dinamakan scaffolding, yakni memberikan bantuan (petunjuk, peringatan, dorongan, dll) kepada anak selama tahap-tahap awal pembelajaran kemudian anak tersebut mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar segera setelah ia dapat melakukannya.

Multiple Intelligence / Kecerdasan Majemuk {Howard Earl Gardner (AS, 1943-)}
Kecerdasan manusia itu majemuk, multiple, dan setiap individu dapat memiliki lebih dari satu kecerdasan, di antaranya ada yang sangat menonjol, dan setiap kecerdasannya ini dapat bekerja bersama-sama pada satu momen, tapi dapat juga bekerja sendiri-sendiri dengan otonom. Kecerdasan itu antara lain: kecerdasan musikal, kinestetik, logis-matematis, linguistik, spasial, interpersonal, intrapersonal, dan naturalis.

HUMANISME (MEMANUSIAKAN MANUSIA)
Pendidikan Naturalistik / Pendidikan Romantik {Jean Jacques Rousseau (Swiss, 1712-1778)}
Pendidikan berasal dari tiga sumber: alam, manusia, dan hal-hal yang sangat disukai. Pentingnya membiarkan alam untuk mengambil mata kuliah sesuai dengan individu anak. Membiarkan anak tumbuh tanpa intervensi dengan cara tidak membandingkan anak satu dengan anak lain serta memberikan kebebasan anak untuk mengeksplorasi tanpa membahayakan diri sendiri dan orang lain. Orang dewasa berperan sebagai pendidik dengan memberikan dukungan kepada anak untuk dapat berkembang secara alami. Siapkan lingkungan yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan perkembangan anak agar anak dapat berkembang maksimal dan memberi kesempatan kepada anak untuk berkembang sendiri.

Pendidikan Progresif {John Dewey (AS, 1859-1952)}
Pendidikan progresif pada dasarnya adalah pandangan pendidikan yang menekankan kebutuhan untuk belajar dengan melakukan (learning by doing). Manusia belajar melalui ‘tangan’ pendekatan. Pengalaman adalah proses belajar yang berharga. Siswa harus berinteraksi dengan lingkungan mereka untuk beradaptasi dan belajar. Pendidikan harus didasarkan pada hakikat manusia sebagai makhluk sosial yang paling baik belajar apabila berada dalam situasi kehidupan nyata dengan orang lain.

Hirarki Kebutuhan {Abraham Harold Maslow (AS, 1908-1970)}
Kebutuhan manusia tersusun dalam suatu hirarki. Orang berusaha memenuhi kebutuhan yang lebih pokok (fisiologis) sebelum mengarahkan perilaku memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi (perwujudan diri). Kebutuhan tersebut: fisiologis; keselamatan dan keamanan; rasa memiliki, sosial dan cinta; harga diri; dan perwujudan diri.

Cognitive Learning dan Experiential Learning {Carl Ransom Rogers (AS, 1902-1987)}
Ada 2 tipe belajar: kognitif (kebermaknaan) dan experiential (pengalaman atau signifikansi). Terkait 2 tipe tersebut bahwa pembelajaran harus menghubungkan pengetahuan akademik ke dalam pengetahuan terpakai dan melibatkan pengalaman siswa secara langsung. Belajar adalah untuk membimbing anak ke arah kebebasan dan kemerdekaan, mengetahui apa yang baik dan buruk, dapat melakukan pilihan tentang apa yang dilakukannya dengan penuh tanggung jawab sebagai hasil belajar.

Meaning (Makna atau Arti)  {Arthur Wright Combs (AS, 1912-1999)
Meaning (makna atau arti) adalah konsep dasar yang sering digunakan. Belajar terjadi bila mempunyai arti bagi individu, guru tidak bisa memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak relevan dengan kehidupan mereka. Anak tidak bisa matematika atau sejarah bukan karena bodoh tetapi karena mereka tidak mau dan terpaksa serta merasa sebenarnya tidak ada alasan penting mereka harus mempelajarinya. Perilaku buruk itu sesungguhnya tidak lain hanyalah dari ketidakmauan seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak akan memberikan kepuasan baginya.

GESTALT
{Max Wertheimer (Ceko, 1880-1943), Kurt Koffka (Jerman, 1886-1941), Wolfgang Kohler (Estonia, 1887-1967)}
Gestalt dalam Bahasa Jerman, “whole configuration” yang kira-kira mempunyai padanan arti sebagai “bentuk atau konfigurasi”. Objek atau peristiwa tertentu akan dipandang sebagai sesuatu keseluruhan yang terorganisasikan. Dan keseluruhan lebih berarti dari bagian-bagian. Suatu objek atau peristiwa mempunyai organisasi (tata susunan) yang terdiri dari bentuk (figure) dan latar (ground). Figure adalah objek yang menjadi pusat pengamatan, sedangkan ground adalah sesuatu yang melatarbelakangi suatu figure sehingga figure itu nampak sebagai sesuatu yang bermakna. Suatu objek akan bermakna apabila dilihat secara keseluruhan. Misalnya pendidikan bukanlah gurunya, siswanya, dan kurikulumnya saja, tetapi keseluruhan yang bermakna dari komponen-komponen tersebut.

No comments:

Post a Comment