Hakikat Morkanti
Morkanti
adalah akronim dari humor dan purwakanti. Morkanti merupakan metode menyajikan
bacaan yang mengkombinasikan antara humor dan purwakanti. Istilah Morkanti
pertama kali diperkenalkan pada 09 Agustus 2015 oleh Restu Ahmad Nugraha S.
dalam salah satu postingan blognya yang berjudul “Morkanti – Doa”. Kemudian,
dikembangkan pada 29 September 2016 pada
Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang berjudul “Sense
of Humor dalam Desain Purwakanti untuk
Meningkatkan Minat Baca Anak”. Tujuan dari metode Morkanti yakni
memberikan kesenangan dua arah (two-way pleasure) baik kepada pembaca
maupun pendengar.
Point of
interest dari metode ini terletak pada dua unsur, yakni
humor dan purwakanti. Humor berasal
dari kata umor yaitu you-moors (cairan-mengalir). Peran humor pada
metode ini memberikan sugesti unik terhadap bacaan sehingga pembaca maupun
pendengar lebih enjoy dan cenderung tersenyum simpul. Sedangkan
purwakanti menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah majas berupa
ulangan bunyi awal pada kata yang berurutan, banyak terdapat di dalam puisi.
Peran dari purwakanti ini memberikan sugesti indah
sehingga pembaca maupun pendengar mau tidak mau terpikat dan cenderung memberi
atensi penuh.
Unsur humor dan purwakanti yang memberi efek kesenangan tidak
berarti main-main atau asal-asalan. Metode Morkanti konsisten mengandung konten
yang lekat akan value (nilai) dan virtue (kebaikan). Sehingga,
dengan metode Morkanti ini pembaca maupun pendengar tidak terkesan sia-sia
dalam implementasinya.
Sintaks Membuat Morkanti
1. Organizing-Recording (Pengumpulan dan
Pencatatan)
Proses pengumpulan materi dari berbagai sumber untuk
kemudian dilakukan proses pencatatan sebagai bahan bacaan.
2. Classifying (Pengelompokan)
Materi yang telah terkumpul dan tercatat, lalu
dikelompokkan berdasarkan jenisnya. Contoh: alat musik sunda: arumba,
karinding, dst.
3. Selecting (Pemilihan)
Setelah dikelompokkan berdasarkan jenisnya,
kemudian dipilih sesuai dengan purwakanti. Contoh: angklung dan calung.
4. Sorting (Pemilahan)
Setelah dipilih sesuai dengan purwakanti, lalu
dipilah berdasarkan humor. Contoh: degung, celempung; arumba, tarawangsa.
5. Summarizing (Penyusunan)
Setelah itu, dilakukan proses penyusunan materi
menjadi bacaan.
6. Presentation (Penyajian)
Tahap akhir yaitu proses penyajian bacaan.
Keunggulan Morkanti
1. Membangun sensasi tersendiri bagi individu
ketika membaca
2. Melatih individu dalam mengolah kata
3. Mengkreasikan kemampuan individu dalam
berkomunikasi
4. Meningkatkan minat baca individu
5. Membentuk individu untuk berpikir kreatif
6. Mendorong individu dalam berpikir kritis
7. Mengasah sense of humor individu
8. Merekreasi individu dalam membaca
9. Mengemas bacaan menjadi menarik
10. Membuat bacaan menjadi easy listening (mudah
diingat)
11. Mendesain bacaan yang enjoy, rileks,
dan menghibur
12. Memberikan kesan lucu, unik, dan estetis
pada bacaan
13. Mencegah unsur kaku, membosankan, dan
monoton pada bacaan
14. Mengkolaborasikan antara education and
entertainment (pendidikan dan hiburan)
15. Mendukung program joyful learning (pembelajaran
yang menyenangkan)
Pusat Bahasa Depdiknas. 2002. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
No comments:
Post a Comment