BEHAVIORISME (PERUBAHAN TINGKAH LAKU)
Koneksionisme / Teori Asosiasi / Instrumental
Conditioning / Trial and Error / Law of Effect {Edward Lee Thorndike (AS, 1874-1949)}
Belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon.
Terdapat 3 hukum: law of effect bahwa
kuat lemahnya hubungan stimulus dan respon tergantung kepada akibat yang
ditimbulkan; law
of exercise bahwa stimulus dan respon akan semakin kuat manakala terus
menerus dilatih atau diulang, dan sebaliknya; law of readiness bahwa
hubungan antara stimulus dan respon akan mudah terbentuk manakala ada kesiapan
dalam diri individu.
Classical Conditioning /
Kondisioning / Respond
Conditioning {Ivan Petrovich Pavlov (Rusia, 1849-1936)}
Yang terpenting dalam belajar ialah adanya latihan-latihan
yang kontinu (terus-menerus), sehingga individu menjadi terbiasa dan
menimbulkan refleks. Terdapat 2 hukum: law of respondent
conditioning yakni hukum pembiasaan yang dituntut; law of respondent
extinction yakni hukum pemusnahan yang dituntut.
Behaviorisme Murni {John Broadus Watson (AS,
1878-1958)}
Belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon,
namun stimulus dan respon yang dimaksud harus berbentuk tingkah laku yang dapat
diamati (observabel) dan dapat diukur.
Teori Penguatan / Operant Conditioning {Burrhus
Frederic Skinner (AS, 1904-1990)}
Unsur yang terpenting dalam belajar adalah adanya penguatan
(reinforcement)
dan hukuman (punishment).
Penguatan adalah konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa suatu
perilaku akan terjadi. Sebaliknya, hukuman adalah konsekuensi yang menurunkan
probabilitas terjadinya suatu perilaku. Penguatan dibagi 2 yaitu penguatan
positif dan penguatan negatif. Penguatan positif contohnya memberikan
penghargaan atau menunjukkan ekspresi senang untuk perilaku yang
sesuai dengan keinginan. Sedangkan penguatan negatif, tidak memberikan
penghargaan atau menunjukkan ekspresi tidak senang jika perilaku tersebut tidak
sesuai dengan keinginan.
Teori Kontiguiti / Contiguous
Conditinoning {Edwin Ray Guthrie (AS, 1886-1959)}
Teori kontiguiti yaitu gabungan stimulus-stimulus yang
disertai suatu gerakan, pada waktu timbul kembali cenderung akan
diikuti oleh gerakan yang sama. Belajar terjadi karena gerakan terakhir yang
dilakukan mengubah situasi stimulus sedangkan tidak ada respon lain yang dapat
terjadi. Ia berpendapat bahwa tingkah laku manusia dapat diubah, tingkah
laku baik dapat diubah menjadi buruk dan sebaliknya tingkah laku buruk
dapat diubah menjadi baik.
Systematic Behavior {Clark
Leonard Hull (AS, 1884-1952)}
Tingkah laku itu berfungsi menjaga agar organisasi tetap
bertahan hidup. Konsep sentral dalam teorinya berkisar pada kebutuhan
biologis dan pemuas kebutuhan dalam seluruh kegiatan manusia, sehingga stimulus
dalam belajar pun hampir selalu dikaitkan dengan kebutuhan biologis, walaupun
respon yang akan muncul mungkin dapat bermacam-macam bentuknya.
Teori Instruksional / Hirarki Belajar {Robert Mills Gagne (AS, 1916-2002)}
Belajar adalah suatu proses di mana siswa berubah
perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Belajar dipengaruhi oleh
pertumbuhan dan lingkungan, namun yang paling besar pengaruhnya adalah
lingkungan individu seseorang. Ada 3 elemen belajar: individu yang belajar,
situasi stimulus, dan responden yang melaksanakan aksi sebagai akibat dari
stimulasi. Ada 8 hirarki belajar: belajar isyarat (signal), belajar
stimulus-respon, belajar rangkaian gerak (chaining),
belajar asosiasi verbal, belajar memperbedakan / diskriminasi, belajar konsep
konkret, belajar konsep terdefinisi dan aturan, dan pemecahan masalah.
Teori Pembelajaran Sosial / Modelling /
Peniruan {Albert Bandura (Kanada, 1925-)}
Tingkah laku manusia bukan semata-mata refleks otomatis
atas stimulus, melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi
antara lingkungan dengan skema kognitif manusia itu sendiri. Sebagian besar
manusia belajar melalui pengamatan secara selektif dan mengingat tingkah laku
orang lain. Proses mengamati dan meniru perilaku dan sikap orang lain sebagai
model merupakan tindakan belajar.
KONSTRUKTIVISME (PEMBANGUNAN PENGETAHUAN) / KOGNITIVISME
(PERUBAHAN PERSEPSI DAN PEMAHAMAN)
Teori Bermakna / Meaningful Learning {David Paul Ausubel (AS, 1918-2008)}
Ada 2 jenis belajar: belajar bermakna (meaningful learning)
dan belajar menghafal (rote learning).
Belajar bermakna adalah suatu proses belajar di mana siswa dapat menghubungkan
informasi baru dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya dan agar bermakna,
diperlukan 2 hal yakni pilihan materi yang bermakna sesuai tingkat pemahaman
dan pengetahuan yang dimiliki siswa dan situasi belajar bermakna yang
dipengaruhi oleh motivasi. Sedangkan belajar menghafal adalah siswa berusaha
menerima dan menguasai bahan yang diberikan oleh guru atau yang dibaca tanpa
makna.
Discovery Learning {Jerome
Seymour Bruner (AS, 1915-)}
Belajar merupakan proses aktif yang memungkinkan siswa
untuk menemukan hal-hal yang baru di luar informasi yang diberikan kepada
dirinya. Terdapat 3 proses kognitif dalam belajar: proses informasi (memperoleh
pengetahuan), proses transformasi (memahami, mencerna, dan menganalisis
pengetahuan), proses evaluasi (menilai pengetahuan). Terdapat 3 tahapan
belajar: enaktif (memanipulasi objek secara langsung), ikonik (memanipulasi
dengan menggunakan gambar), dan simbolik (memanipulasi dengan menggunakan
simbol secara langsung).
Teori Skema / Konstruktivis / Koginitif Pertama / Cognitive
Develomental / Perkembangan Kognitif {Jean Piaget (Swiss,
1896-1980)}
Proses belajar terdiri dari 3 tahap: asimilasi (penyatuan
informasi baru ke struktur kognitif yang sudah ada dalam benak siswa),
akomodasi (penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi baru), equilibrasi
(penyesuaian berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi). Belajar akan
lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif siswa.
Perkembangan kognitif tersebut: sensorimotor (0-2 th), pra operasional (2-7
th), operasional konkrit (7-11 th), operasional formal (11-dewasa).
Interaksi Sosial / Pembelajaran Sosiokultural / Kognitif
Sosial {Lev Semyonovich Vygotsky (Rusia, 1896-1934)}
Proses perkembangan mental seperti ingatan, perhatian, dan
penalaran melibatkan pembelajaran menggunakan temuan masyarakat seperti bahasa,
sistem matematika, dan alat-alat ingatan. Interaksi anak dengan orang dewasa
memberikan sumbangan terhadap perkembangan keterampilan. Orang dewasa berperan
sebagai mentor untuk membantu anak dalam zone of proximal
development, yakni istilah untuk rentang keterampilan yang tidak dapat dilakukan
anak sendiri tanpa bantuan orang dewasa. Bantuan dari orang dewasa tersebut
dinamakan scaffolding,
yakni memberikan bantuan (petunjuk, peringatan, dorongan, dll) kepada anak
selama tahap-tahap awal pembelajaran kemudian anak tersebut mengambil alih
tanggung jawab yang semakin besar segera setelah ia dapat melakukannya.
Multiple Intelligence /
Kecerdasan Majemuk {Howard Earl Gardner (AS, 1943-)}
Kecerdasan manusia itu majemuk, multiple, dan
setiap individu dapat memiliki lebih dari satu kecerdasan, di antaranya ada
yang sangat menonjol, dan setiap kecerdasannya ini dapat bekerja bersama-sama
pada satu momen, tapi dapat juga bekerja sendiri-sendiri dengan otonom.
Kecerdasan itu antara lain: kecerdasan musikal, kinestetik, logis-matematis,
linguistik, spasial, interpersonal, intrapersonal, dan naturalis.
HUMANISME (MEMANUSIAKAN MANUSIA)
Pendidikan Naturalistik / Pendidikan Romantik {Jean
Jacques Rousseau (Swiss, 1712-1778)}
Pendidikan berasal dari tiga sumber: alam, manusia, dan
hal-hal yang sangat disukai. Pentingnya membiarkan alam untuk mengambil mata
kuliah sesuai dengan individu anak. Membiarkan anak tumbuh tanpa intervensi
dengan cara tidak membandingkan anak satu dengan anak lain serta memberikan
kebebasan anak untuk mengeksplorasi tanpa membahayakan diri sendiri dan orang
lain. Orang dewasa berperan sebagai pendidik dengan memberikan dukungan kepada
anak untuk dapat berkembang secara alami. Siapkan lingkungan yang sesuai dengan
karakteristik dan kebutuhan perkembangan anak agar anak dapat berkembang
maksimal dan memberi kesempatan kepada anak untuk berkembang sendiri.
Pendidikan Progresif {John Dewey (AS, 1859-1952)}
Pendidikan progresif pada dasarnya adalah pandangan
pendidikan yang menekankan kebutuhan untuk belajar dengan melakukan (learning by doing).
Manusia belajar melalui ‘tangan’ pendekatan. Pengalaman adalah proses belajar
yang berharga. Siswa harus berinteraksi dengan lingkungan mereka untuk
beradaptasi dan belajar. Pendidikan harus didasarkan pada hakikat manusia
sebagai makhluk sosial yang paling baik belajar apabila berada dalam situasi
kehidupan nyata dengan orang lain.
Hirarki Kebutuhan {Abraham Harold Maslow (AS, 1908-1970)}
Kebutuhan manusia tersusun dalam suatu hirarki. Orang
berusaha memenuhi kebutuhan yang lebih pokok (fisiologis) sebelum mengarahkan
perilaku memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi (perwujudan diri). Kebutuhan
tersebut: fisiologis; keselamatan dan keamanan; rasa memiliki, sosial dan
cinta; harga diri; dan perwujudan diri.
Cognitive Learning dan Experiential Learning {Carl
Ransom Rogers (AS, 1902-1987)}
Ada 2 tipe belajar: kognitif (kebermaknaan) dan experiential (pengalaman
atau signifikansi). Terkait 2 tipe tersebut bahwa pembelajaran harus menghubungkan pengetahuan
akademik ke dalam pengetahuan terpakai dan
melibatkan pengalaman siswa secara langsung. Belajar adalah untuk membimbing
anak ke arah kebebasan dan kemerdekaan, mengetahui apa yang baik dan buruk,
dapat melakukan pilihan tentang apa yang dilakukannya dengan penuh tanggung
jawab sebagai hasil belajar.
Meaning (Makna
atau Arti) {Arthur Wright Combs (AS, 1912-1999)
Meaning (makna
atau arti) adalah konsep dasar yang sering digunakan. Belajar terjadi bila
mempunyai arti bagi individu, guru tidak bisa memaksakan materi yang tidak
disukai atau tidak relevan dengan kehidupan mereka. Anak tidak bisa matematika
atau sejarah bukan karena bodoh tetapi karena mereka tidak mau dan terpaksa
serta merasa sebenarnya tidak ada alasan penting mereka harus mempelajarinya.
Perilaku buruk itu sesungguhnya tidak lain hanyalah dari ketidakmauan seseorang
untuk melakukan sesuatu yang tidak akan memberikan kepuasan baginya.
GESTALT
{Max Wertheimer (Ceko, 1880-1943), Kurt Koffka (Jerman,
1886-1941), Wolfgang Kohler (Estonia, 1887-1967)}
Gestalt dalam
Bahasa Jerman, “whole
configuration” yang kira-kira mempunyai padanan arti sebagai “bentuk atau
konfigurasi”. Objek atau peristiwa tertentu akan dipandang sebagai sesuatu keseluruhan
yang terorganisasikan. Dan keseluruhan lebih berarti dari bagian-bagian. Suatu
objek atau peristiwa mempunyai organisasi (tata susunan) yang terdiri dari
bentuk (figure)
dan latar (ground). Figure adalah
objek yang menjadi pusat pengamatan, sedangkan ground adalah
sesuatu yang melatarbelakangi suatu figure sehingga figure itu
nampak sebagai sesuatu yang bermakna. Suatu objek akan bermakna apabila dilihat
secara keseluruhan. Misalnya pendidikan bukanlah gurunya, siswanya, dan
kurikulumnya saja, tetapi keseluruhan yang bermakna dari komponen-komponen
tersebut.
No comments:
Post a Comment