Saturday, 20 February 2016

INTI TEORI BELAJAR BEHAVIORISME, KONSTRUKTIVISME/ KOGNITIVISME, HUMANISME, GESTALT, DAN SIBERNETIK

A.    Behaviorisme (Perubahan Tingkah Laku)
1.      Koneksionisme/ Teori Asosiasi/ Instrumental Conditioning/ Trial and Error/ Law of Effect {Edward Lee Thorndike (AS, 1874-1949)}
Belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Pembentukan hubungan stimulus dan respon ini dilakukan dengan berulang-ulang (drill & practice). Respons yang benar secara bertahap diperkuat melalui serangkaian proses coba-coba, sementara respons yang tidak benar melemah atau menghilang.

2.      Classical Conditioning/ Kondisioning/ Respond Conditioning {Ivan Petrovich Pavlov (Rusia, 1849-1936)}
Yang terpenting dalam belajar ialah adanya latihan-latihan yang kontinyu, sehingga individu menjadi terbiasa dan menimbulkan refleks.

3.      Teori Penguatan/ Operant Conditioning {Burrhus Frederic Skinner (AS, 1904-1990)}
Perilaku kita sehari-hari dapat dikontrol dengan suatu penguatan (reinforcement). Ada penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan positif contohnya memberikan penghargaan untuk perilaku yang sesuai dengan keinginan. Sedangkan penguatan negatif, tidak memberikan penghargaan jika perilaku tersebut tidak sesuai dengan keinginan.

4.      Teori Instruksional/ Hierarki Belajar {Robert Mills Gagne (AS, 1916-2002)}
Belajar menurut Gagne adalah suatu proses di mana peserta didik berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Hierarki belajar Gagne terdiri dari: belajar signal, belajar stimulus respon, chaining, asosiasi verbal, belajar diskriminasi, belajar konsep konkret, belajar konsep terdefinisi dan aturan, dan pemecahan masalah.

5.      Teori Pembelajaran Sosial/ Modelling/ Peniruan {Albert Bandura (Kanada, 1925-)}
Sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan secara selektif dan mengingat tingkah laku orang lain. Proses mengamati dan meniru perilaku dan sikap orang lain sebagai model merupakan tindakan belajar.

B.     Konstruktivisme (Pembangunan Pengetahuan)/ Kognitivisme (Perubahan Persepsi dan Pemahaman)
6.      Belajar Bermakna (Meaningful Learning) & Belajar Menghafal (Rote Learning) {David Paul Ausubel (AS, 1918-2008)}
Menurut Ausubel ada 2 jenis belajar, yaitu belajar bermakna (meaningful learning) dan belajar menghafal (rote learning). Belajar dikatakan bermakna bila peserta didik mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan atau struktur kognitif yang dimilikinya. Sedangkan belajar menghafal adalah peserta didik berusaha menerima atau menguasai bahan yang diberikan oleh pendidik atau yang dibaca tanpa makna.

7.      Discovery Learning {Jerome Seymour Bruner (AS, 1915-)}
Belajar merupakan proses aktif yang memungkinkan manusia untuk menemukan hal-hal yang baru di luar informasi yang diberikan kepada dirinya. Terdapat 3 tahapan belajar: enaktif (memanipulasi objek secara langsung), ikonik (memanipulasi dengan menggunakan gambar), dan simbolik (memanipulasi dengan simbol secara langsung).

8.      Teori Skema/ Konstruktivis/ Koginitif Pertama/ Cognitive Develomental {Jean Piaget (Swiss, 1896-1980)}
Belajar adalah proses mengonstruk sendiri pengetahuan melalui pengalaman. Belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan usia dan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Sensorimotor (0-2 th), pra operasional (2-7 th), operasional konkrit (7-11 th), operasional formal (11-15 th).

9.      Interaksi Sosial/ Pembelajaran Sosiokultural/ Kognitif Sosial {Lev Semyonovich Vygotsky (Rusia, 1896-1934)}
Interaksi anak dengan orang dewasa memberikan sumbangan terhadap perkembangan keterampilan. Orang dewasa berperan sebagai mentor untuk mengarahkan anak ke dalam zone of proximal development, yakni istilah untuk rentang keterampilan yang tidak dapat dilakukan anak sendiri tanpa bantuan orang dewasa yang ahli. Ide lain dari Vygotsky adalah scaffolding, yakni memberikan bantuan (petunjuk, peringatan, dorongan, dll) kepada anak selama tahap-tahap awal pembelajaran kemudian anak tersebut mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar segera setelah ia dapat melakukannya.

10.  Multiple Intelligence {Howard Earl Gardner (AS, 1943-)}
Kecerdasan manusia itu majemuk, multiple, dan setiap individu dapat memiliki lebih dari satu kecerdasan, di antaranya ada yang sangat menonjol, dan setiap kecerdasannya ini dapat bekerja bersama-sama pada satu momen, tapi dapat juga bekerja sendiri-sendiri dengan otonom. Kecerdasan itu antara lain: kecerdasan musikal, kinestetik, logis-matematis, linguistik, spasial, interpersonal, intrapersonal, dan naturalis.

C.    Humanisme (Memanusiakan Manusia)
11.  Pendidikan Naturalistic/ Romantic {Jean Jacques Rousseau (Swiss, 1712-1778)}
Membiarkan anak tumbuh tanpa intervensi dengan cara tidak membandingkan anak satu dengan anak lain serta memberikan kebebasan anak untuk mengeksplorasi tanpa membahayakan diri sendiri dan orang lain.

12.  Pendidikan Progresif {John Dewey (AS, 1859-1952)}
Pendidikan harus didasarkan pada hakekat manusia sebagai makhluk sosial yang paling baik belajar apabila berada dalam situasi kehidupan nyata dengan orang lain.

13.  Hierarki Kebutuhan {Abraham Harold Maslow (AS, 1908-1970)}
Kebutuhan manusia tersusun dalam suatu hierarki. Orang berusaha memenuhi kebutuhan yang lebih pokok (fisiologis) sebelum mengarahkan perilaku memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi (perwujudan diri). Kebutuhan tersebut: Fisiologis; Keselamatan dan keamanan; Rasa memiliki, sosial dan cinta; Harga diri; dan Perwujudan diri.

14.  Cognitive Learning & Experiential Learning {Carl Rogers (AS, 1902-1987)}
Pembelajaran harus menghubungkan pengetahuan akademik ke  dalam pengetahuan terpakai dan melibatkan pengalaman siswa secara langsung.

D.    Gestalt {Max Wertheimer (Ceko, 1880-1943), Kurt Koffka (Jerman, 1886-1941), Wolfgang Kohler (Estonia, 1887-1967)}
Belajar adalah proses mengembangkan insight. Insight adalah pemahaman terhadap hubungan antarbagian dalam suatu situasi permasalahan dan menganggap bahwa insight adalah inti dari pembentukan tingkah laku.

E.     Sibernetik (Landa, Pask, dan Scott)
Belajar adalah pengolahan informasi. Proses memang penting dalam teori sibernetik. Namun, yang lebih penting lagi adalah “sistem informasi” yang diproses itu. Informasi inilah yang akan menentukan proses. Tidak ada satu jenis pun cara belajar yang ideal untuk segala situasi. Karena cara belajar sangat ditentukan oleh system informasi.

www.google.com